Selasa, 29 Desember 2015

Imam al-Bukhari Imamnya Muhaditsin

0


AMIRUL MUKMININ DALAM BIDANG HADITS[1]
Siapakah Ia?
Beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ja’fi al-Bukhari. Lahir di Bukhara selepas shalat Jum’at, tepatnya pada tanggal 13 Syawal 194 H. Mulai menuntut ilmu sejak kanak-kanak dan pada umur 16 tahun sudah hafal buku-buku karangan Ibnul Mubarak, Waki’, serta mengetahui ungkapan-ungkapan ash-Habur Ra’i.
Abu Ja’far Muhammad bin Abu Hatim al-Warraq berkata, “Aku bertanya kepada Muhammad bin Ismail, ‘Kapan engkau memulai menggeluti hadits?’ ia menjawab, ‘Aku mulai berkecimpung dalam menghafal hadits sejak aku berada di dalam madrasah kuttab’, lalu aku bertanya, ‘Umur berapakah anda saat itu?’, ia menjawab, ‘Sepuluh tahun atau kurang dari itu’.[2]
Lalu pada tahun 210 H ia melakukan haji bersama dengan ibu dan sodaranya serta menetap di Madinah al-Munawarah, dan di sinilah beliau mengarang buku at-Tarikh al-Kabir.
Beliau wafat pada tanggal 30 Ramadhan 256 H di umurnya yang ke-62 tahun kurang 13 hari,[3] tepatnya pada waktu shalat Isya’ malam Sabtu atau malam hari raya Idul Fithri, lalu beliau dimakamkan di Khartank[4] pada hari raya Idul Fithri selepas shalat Dzhuhur.[5]
Bentuk Fisik Beliau
Imam al-Bukhari memiliki badan yang kurus dan berpostur tubuh sedang, ini sebagaimana yang dicantumkan oleh Jalaluddin Abdurrahman as-Suyuthi dari Hasan bin Husain al-Bazzaz, bahwan ia berkata, “Aku melihat Muhammad bin Ismail adalah seorang yang berbadan kurus, tidak tinggi dan tidak (juga) pendek”.[6]
Sanjungan Ulama’ Terhadap Beliau
Ibnu Jauzi berkata, “Keutamaan Imam al-Bukhari sangatlah banyak, hafalannya akan hadits sangatlah banyak, serta telah banyak pembesar yang telah mengakui beliau, sampai-sampai Ahmad bin Hanbal berkata, ‘Sepertinya Khurasan tidak akan melahirkan kembali yang semisal dengan Muhammad bin Ismail”.[7]
Abu Mush’ab berkata, “Muhammad bin Ismail adalah orang yang paling fakih di antara kami dan lebih kuat bashirahnya dibanding Ibnu Hanbal”, Shalih bin Muhammad al-Asadi berkata, “Muhammad bin Ismail adalah orang yang paling mengetahui masalah hadits”, Muhammad bin Salam juga berkomentar, “Ia adalah orang yang tidak ada tandingannya”. [8]
Muhammad berkata, “Aku mendengar Mahmud bin an-Nadhr Abu Sahl asy-Syafi’i berkata, ‘Aku memasuki kota Bashrah, Syam, Hijaz, dan Kufah. Dan aku tidak melihat para ulama’nya ketika disebutkan nama Muhammad bin Ismail, mereka pasti menyanjungnya."[9]
Guru-guru Beliau
Imam al-Bukhari Rahimahullah menimba ilmu bersama lebih dari seribu guru, mulai dari guru yang berasal dari negeri tanah kelahirannya, Makkah, Madinah, Mesir, Syam, Kufah, dan lainnya.
Di Bukhara beliau menimba ilmu dari Abdullah bin Muhammad bin Abdullah bin Ja’far bin al-Yamani al-Ju’fa al-Musnadi dan Muhammad bin Salam al-Bikandi, di kota Balkh bersama Mukay bin Ibrahim, di Maru bersama Abdan bin Utsman, Ali bin al-Hasan bin Syaqiq, dan Shadaqah bin al-Fadhl, di Naisaburi bersama Yahya bin Yahya, di Makkah bersama Abu Abdurrahman al-Muqra’i, Khallad bin Yahya, Hassan bin Hassan al-Bashri, dan selainnya, di Madinah bersama Abdul Aziz al-Uwaisi, Ayyub bin Sulaiman bin Bilal, dan Ismail bin Abi Uwais, di Mesir bersama Sa’id bin Abi Maryam, Ahmad bin Isykab, dan Abdullah bin Yusuf, di Syam bersama Adam bin Abu Iyyas, Ali bin Ayyasy, Bisyr bin Syu’aib, Muhammad bin Yusuf al-Firyabi, dan selainnya, di kota ar-Ray bersama Ibrahim bin Musa, di Baghdad bersama Muhammad bin Isa bin ath-Thabba’, Suraij bin an-Nu’man, Muhammad bin Sabiq, dan Affan, di Bashrah bersama Abu ‘Ashim an-Nabil, al-Anshari, Abdurrahman bin Hammad asy-Syu’aitsi, dan Muhammad bin ‘Ar’arah, di Kuffah bersama Ubaidillah bin Musa, Abu Nu’aim, Khalid bin Makhlad, Thalq bin Ghannam, dan masih banyak lagi.[10]
Murid-murid Beliau
Untuk murid beliau sudah barang tentu sangatlah banyak sekali, di antaranya adalah Abu Isa at-Tirmidzi, Abu Hatim, Ibrahim bin Ishaq al-Harbi, Abu Bakr bin Abi ad-Dunnya, Abu Bakr Ahmad bin Amru bin Abi ‘Ashim, Shalih bin Muhammad Jazarah, Muhammad bin Abdullah al-Hadhrami, Ibrahim bin Ma’qil an-Nasafi, Abdullah bin Najiyyah, Abu Bakr Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah, Umar bin Muhammad bin Bujair, Abdullah bin Muhammad bin al-Asyqar, Muhammad bin Sulaiman bin Faris, dan masih banyak lagi.[11]

Prihal Buku Shahih al-Bukhari
            Imam al-Bukhari adalah ulama’ yang produktif, banyak karangan beliau yang sampai hari ini masih dapat kita jumpai. Di antaranya adalah buku hadits yang dijadikan rujukan seluruh umat Islam di dunia, buku yang terjamin kualitas keshahihannya, yaitu buku al-Jami’ ash-Shahih.
            Imam al-Bukhari mulai berkeinginan untuk mengumpulkan hadits dalam bukunya adalah setelah mendapatkan nasihat dari gurunya yang bernama Ishaq bin Rahawaih. Sebagaimana yang diutarakan Ibrahim bin Ma’qal ats-Tsaqafi, bahwa ia mendengar Muhammad bin Ismail al-Bukhari berkata, “Ketika aku berada di majlisnya Ishaq bin Rahawaih, ia berkata kepada sebagian dari kami, ‘Alangkah baiknya jika salah satu dari kalian ada yang membuat buku ringkasan berkenaan dengan Sunnah Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam’, maka ucapannya tersebut tertanam di dalam hatiku dan aku mulai mengumpulkan buku ini yakni al-Jami’ ash-Shahih.”[12]
             Dalam membuat buku ini beliau memerlukan waktu 16 tahun, dan ia hafal 100.000 hadits shahih dan 200.000 hadits yang tidak shahih yang beliau dengar dari gurunya yang berjumlah lebih dari 70.000 orang.[13] Buku al-Jami’ ash-Shahih adalah kumpulan hadits yang berhasil beliau saring dari hadits-hadits yang berjumlah kurang lebih 600.000 hadits. Ini sebagaimana yang diutarakan as-Sa’di, ia berkata, “Aku mendengar sebagian dari kami berkata, ‘Muhammad bin Ismail berkata, ‘Aku berhasil mengeluarkan buku ini (ash-Shahih) dari kira-kira 600.000 hadits.”[14]
Syarh-syarh Buku Shahih al-Bukhari
              Muncul para ulama’ yang telah mensyarh buku Shahih Bukhari, baik ulama’ dahulu atau ulama’ setelahnya, di antaranya adalah A’lamus Sunnah milik Hamd bin Muhammad al-Khaththabi wafat tahun 386 H, Syarh Shahih al-Bukhari milik Abu Hasan Ali bin Khalaf bin Abdul Malik yang masyhur dengan sebutan Ibnu Baththal al-Qurthubi al-Maliki wafat tahun 449 H, Syarh Musykil al-Bukhari milik Muhammad bin Sa’id bin Yahya bin ad-Dabitsi al-Wasithi wafat tahun 637 H, Syarhul Bukhari milik Imam an-Nawawi Yahya bin Syarf wafat tahun 676 H, al-Kaukabus Sari milik Ali bin Husain bin Urwah al-Musyrifi al-Maushuli al-Hanbali wafat tahun 837 H, Irsyadus Sari Syarh Shahihul Bukhari milik Syihabuddin Ahmad bin Muhammad al-Khatib al-Qasthalani al-Misri asy-Syafi’i wafat tahun 923 H, dan masih banyak lagi.[15]
Jumlah Hadits al-Jami’ ash-Shahih
            Menurut Syaikh Taqiyuddin Ibnu ash-Shalah di dalam Ulumul Hadits, “Jumlah hadits dalam Shahih al-Bukhari adalah 7.275 hadits dengan pengulangan, lalu ia menyebutkan apabila tanpa pengulangan berjumlah kira-kira 4.000 hadits.”[16]
            Sedangkan menurut al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani, jumlah haditsnya adalah 9.082 hadits dengan pengulangan[17], dan 2.761 hadits tanpa pengulangan.[18]
            Imam an-Nawawi berkata, “Telah kami riwayatkan dengan sanad yang shahih dari al-Hamwi Rahimahullah, bahwa ia berkata, ‘Jumlah hadits Shahih al-Bukhari adalah 5 hadits bad’ul wahyu, 50 hadits iman, 75 hadits ilmu, 109 hadits wudhu, 43 hadits ghaslul janabah, 37 hadits haid, 15 hadits tayamum, 2 hadits fardhu shalat, 39 hadits ash-shalah fiets tsiab, 13 hadits kiblat, 76 hadits masjid, 30 hadits sutrah shalat, 75 hadits waktu shalat, 28 hadits adzan, 40 hadits keutamaan shalat jama’ah, 40 hadits imamah, 18 hadits meluruskan shaf, 28 hadits iftitah shalat, 30 hadits qira’ah, 52 hadits ruku’, sujud, dan tasyahud, 17 hadits mengqadha’ shalat, 5 hadits menjauhi memakan bawang, 15 hadits shalatnya wanita dan anak-anak, 65 hadits shalat Jum’ah, 6 hadits shalat khauf, 40 hadits ‘idain, 15 hadits witir, 35 hadits istisqa’, 25 hadits kusuf (gerhana), 14 hadits sujud tilawah, 36 hadits qashar, 8 hadits istikharah, 41 hadits anjuran shalat malam, 18 hadits nafilah, 9 hadits shalat di Makkah, 26 hadits perbuatan dalam shalat, 14 hadits sujud sahwi, 154 hadits janaiz, 113 hadits zakat, 10 hadits zakat fithri, 24 hadits haji, 32 hadits umrah, 40 hadits pengepungan, 40 hadits berburu, 32 hadits ihram dan yang mengikutinya, 24 hadits keutamaan Madinah, 36 hadits shaum, 10 hadits malam qadar, 6 hadits tarawih, 20 hadits i’tikaf, 191 hadits buyu’ (jual-beli), 19 hadits as-salam (memesan), 3 hadits Syuf’ah, 24 hadits ijarah, 30 hadits hawalah, 8 hadits kafalah, 13 hadits isykhash, 2 hadits mulazamah, 15 hadits luqatoh, 41 hadits mendzalimi dan ghashab, 73 hadits syirkah, 9 hadits rahn, 34 hadits pemerdekaan, 6 hadits mukatabah, 69 hadits hadiah, 58 hadits persaksian, 22 hadits shulhu, 24 hadits syarat, 41 hadits wasiat dan wakaf, 255 hadits jihad dan sariyah, 42 hadits sisa jihad, 58 hadits shalat fardhu yang lima, 63 hadits jizyah dan muwada’ah, 202 hadits permulaan penciptaan, 428 hadits para nabi dan peperangan, 138 hadits yang lain dari masalah peperangan, 540 hadits tafsir, 81 hadits keutamaan Al-Quran, 244 hadits nikah dan talak, 22 hadits nafkah, 70 hadits makanan, 11 hadits aqiqah, 90 hadits berburu, sesembelihan, dan selainnya, 30 hadits sesembelihan dan udhhiyyah, 65 hadits minuman, 79 hadits pengobatan, 120 hadits pakaian, 41 hadits sakit, 100 hadits baju, 256 hadits adab, 77 hadits ijin, 76 hadits dakwah, 30 hadits dari perdakwahan, 100 hadits tanah, 16 hadits haudh, 57 hadits Nar dan Jannah, 28 hadits qadar, 31 hadits sumpah dan nadzar, 15 hadits kafarah sumpah, 45 hadits ilmu faraid, 30 hadits hudud, 52 hadits melarikan diri, 54 hadits diyat, 20 hadits murtad, 13 hadits ikrah, 23 hadits meninggalkan kekuatan, 60 hadits ta’bir, 80 hadits fitan, 82 hadits hukum, 22 hadits tumna, 19 hadits ijazah kabar indifidual, 96 hadits i’tisham, 170 hadits tauhid, pengagungan Rab Ta’ala, dan selainnya sampai akhir.[19]
Sehingga memperoleh total dari semua penjabaran di atas adalah kurang lebih 6.528 hadits.
Sedangkan menurut yang kami dapat dari Buku Aslinya menunjukkan jumlah 7.563 hadits.
Karya-karya Beliau
            Beliau adalah ulama’ yang produktif, semasa hidupnya beliau telah banyak menghasilkan karya yang luar biasa, di antaranya adalah kitab Al-Jami’ ash-Shahih (Shahih al-Bukhari), Al-Adab al-Mufrad, Raf’ul Yadain fiesh Shalah, Al-Qiraah Khalful Imam, Birrul Walidain, At-Tarikh al-Kabir, At-Tarikh al-Ausath, At-Tarikh ash-Shagir, Khalqu Af’alil Ibad, Kitab adh-Dhu’afa’, Al-Jami’ al-Kabir, Al-Musnad al-Kabir, At-Tafsir al-Kabir, Kitabul Asyrabah, Kitabul Hibbah, Asamiyyush Shahabah, Kitabul Mabsuth, Kitabul ‘Ilal, Kitabul Kunni, dan Kitabul Fawaid.[20]
Wallahu ‘Alam Bish Shawab





[1] Imam adz-Dzahabi, Siar A’lam, jus. 12, hlm. 391, Ibnu Hajar al-Asqalani, Tahdzibut Tahdzib, jus. 9, hlm. 41, Ibnu Jauzi, Sifatush Shafwah, jus. 4, hlm. 168
[2] Ibnu Jauzi, Sifatush shafwah, jus. 4, hlm. 168
[3] Imam asy-Syaukani, Nailul Authar, jus. 1, hlm. 11
[4] Desa yang berjarak tiga farsakh (3 X 8 km) dari Samarkandi.
[5] Ibnu Jauzi, Sifatush shafwah jus. 4, hlm. 171
[6] Jalaluddin Abdurrahman as-Suyuthi, At-Tausyih Syarhul Jami’ ash-Shahih, jus.1, hlm. 13
[7] Ibid.
[8] Ibnu Hajar al-Asqalani, Tahdzibut Tahdzib, jus. 9, hlm. 43-44
[9] Imam adz-Dzahabi, Siar A’lam, jus. 12, hlm. 422
[10] Ibid. hlm. 394-395
[11] Ibid. hlm. 397
[12] Tahdzibut Tahdzib jus. 9, hlm. 42 dan Shifatush Shafwah jus. 4, hlm. 170
[13] Ulumul Hadits milik Subhi ash-Shalih hlm. 396
[14] Shifatush Shafwah jus. 4, hlm. 169
[15] At-Tausyih Syarh al-Jami’ ash-Shahih jus. 1, hlm. 24-27
[16] Hadyus Sari Muqaddimatu Fathil Bari hlm. 648
[17] Ibid. hlm. 653
[18] Ibid. hlm. 661
[19] at-Tausyih Syarh al-Jami’ ash-Shahih jus. 1, hlm. 14-15
[20] Hadyus Sari Muqaddimatu Fathil Bari hlm.679

0 komentar:

Posting Komentar

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net